Jumat, 03 Desember 2010

Desa Sendangkulon Kec. Kangkung Sebagai Penghasil Bawang Merah Di Kab. Kendal

Cara Penanaman Bawang Merah dengan Pupuk Organik

1. Bawang Merah, varietas Bima,ditanam pada 22/10/2009/ di lahan seluas : 1 Iring (1.700 m2). Pada usia tanam 7 hari, 29/10/2009, disemprot dengan pupuk organik cair “Dewi Sri” dengan dosis 3 cc per 1 liter air.

Tujuh hari kemudian, pengamatan 6/11/2009, ternyata pertumbuhannya meningkat. Dan selanjutnya disemprot “Dewi Sri” tiap 10 hari sekali. Kemudian, pengamatan di lapangan 23/11/2009, ternyata pertumbuhan vegetatif lebih cepat, lebih segar, dan waras. Pada daunnya hijau segar, dan lebih lebar, ngelung. Terbukti pada usia 30 hari sudah keluar umbinya. Padahal seperti umumnya pada petani lain, biasanya umbi akan mulai keluar setelah usia 40 hari.
Pada 9/12/2009, Bawang Merah ini dipanen pada usia 50 hari. Ternyata umbinya lebih besar tampak seragam rata, padat, dan warnanya merah cerah dan segar. Setelah diubin mencapai 1,46 ton.
Padahal pada panen-panen sebelumnya, atau seperti umumnya pada Petani lainnya hanya mencapai 1 ton saja, dan harus dipanen setelah usia 60 hari. Terbukti panen ini lebih cepat 10 hari, dan hasilnya meningkat 46%.

“Bila Petani Indon nak pakai organik fertilizer ini macam Dewi Sri, pasti Petani suka, pastiPetani makmur, tak ada racun kimia lagi yang rusak itu lahan” kata Foreman asal Indonesia yang bekerja pada Agro Company di Malaysia.

1. Petani : Suharno, Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan/ Kepala BPP Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal ; Poktan :’”Sumber Mulyo” ; Lokasi lahan: Dk Balun, Desa Tanjung-mojo, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.

2. Petani : Nur Jayadi Ketua Gapoktan “Ngudi Rejeki” Sendang Kulon ; Lokasi lahan : Dk Kacangan Lor, Desa Sendang Kulon, Kecamatan Kangkung, Kab. Kendal.



2. Bawang Merah “Mentek” varietas Bima, luas lahan 850 m2. Sebelumnya selalu menggunakan pupuk lain, dan obat kimia. Pada usia tanam 36 hari mengalami “Mentek”, yaitu pertumbuhannya berhenti, sehingga tanaman menjadi kerdil, kecil. Sudah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi ‘Mentek’ ini, antara lain dengan menggunakan berbagai pupuk dan obat kimia lain, tetapi masih tetap ‘Mentek’, kerdil, Petaninya semakin susah, uangnya sudah ‘mentek’, dan kemungkinan besar bawang merahnya ‘mentek, mentek, entek, entek’ alias gagal panen.

Pada 18/11/2009, Bawang merah ‘Mentek’ ini disemprot dengan pupuk organik cair “Dewi Sri”, dengan dosis 40 cc dicampurkan air dalam tangki Sprayer 17 liter, tiap 3 hari. Semula, Petaninya dan beberapa Petani lain tampak ragu, dan pesimis. Pasalnya, seperti umumnya pada lahan Petani lain, bila Bawang Merah yang usianya sudah 35 hari lebih terkena ‘Mentek’ tidak akan bisa diatasi, karena selama ini ‘Mentek’ memang belum bisa diatasi, baik itu oleh Petugas Pertanian, Toko Pertanian, maupun Petani.

Namun, 3 hari setelah disemprot “Dewi Sri”, pengamatan di lapangan 21/11/2009 ternyata ada perubahan, yang sebelumnya pada daunnya kaku, kecil pendek menua, mulai pulih, normal, mupus lagi (keluar tunas daun muda), dan memanjang. Selanjutnya disemprot lagi dengan “Dewi Sri”, ternyata partumbuhannya terus meningkat. Terbukti pada daunnya menjadi subur, lebih besar, hijau segar, dan lentur, ngelung, dan banyak keluar tunas muda.

Petani : Suklam / Kiswanto ; Poktan : Sumber Waras ; Lokasi lahan : Dk Kacangan Lor, Desa Sendang Kulon, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.

6 komentar:

  1. Koyok koe nandur brambang ndenk, wong kerjane tura-turu kok hagz hagz hagz hagz ^_^

    BalasHapus
  2. Sendangdawuhan ora kalah bos, brambange gedi2.. hehe

    BalasHapus
  3. sendang dawuhan rak ono brambange kok

    BalasHapus
  4. Brambange sendang kulon Cilik-cilik Hahahahahaha ^_^

    BalasHapus
  5. www.pendidikangeo.blogspot.com

    BalasHapus